Bunga Mawar layu
Mentari memunculkan dirinya, embun pagi pun menyaksikan munculnya
sang mentari yang menyinari bumi serta semerbaknya udara di sabtu pagi
ini. Berbeda dengan gadis yang satu ini. Bisa dibilang gadis ini jarang
sekali bangun pagi, tetpai selalu saja dia bangun saat mentari telah
muncul. Gadis ini memang cantik tapi tak secantik tingkah lakunya.
Sheila, itulah nama gadis yang cukup pemalas tapi siapa sangka ia
merupakan anak nomor 2 di kelasnya. Ia tingga bersama sahabatnya yang
bernama Nana. Tingkah laku Nana memang hampir sama dengan si Sheila,
hanya saja Sheila lebih bandel dari Nana.
Seperti biasa Sheila bangun pukul 06.30 pagi. Ia mengerjakan
rutinitas pagi dengan sangat buru-buru. Berbeda dengan Nana ia sudah
tampil sangat manis dan sedang duduk manis menikmati sarapan. “Laa, aku
berangkat duluan yaah, nanti nyusul okee” pamit Nana. “Iyaa sebentar
lagi gue berangkat” teriak Sheila dari kamar mandi.
“Paaaaaakkk Satpaaaaam, aku lewat dulu paaak” teriak Sheila
Duuug bunyi Sheila yang menabrak Pak Satpam. Yah jelas saja Pak
Satpam tertabrak, pintu gerbang saja sudah hampir tertutup rapat. Tapi
lagi dan lagi Sheila berhasil menerobos pintu gerbang. “Yaaa ampuun
neng, saya korban kamu lagi” teriak pak satpam yang kesakitan jatuh.
“hehehe maaf pak ngga sengaja. Aku masuk dulu ya pak” ledek Sheila.
Sheila tetap mempertahankan kecepatan larinya. Bel berbunyi sekitar 2
menit lagi, yaah Sheila berhasil duduk manis sebelum gurunya masuk
memberikan pelajaran.
Jam pertama berlalu, ini sudah memasuki jam terakhir. “Eh laa lu
kenapa sih, kaya cacing kepanasan ajah hahah” bisik Nana. “Gue bosen,
pengen keluar, pnas lagi” sahut Sheila dengan wajah datar. “Sabar
sebentar lagi juga bel pulang” jawab Nana. Sheila hanya menaikan
alisnya. “Eh la ntar pulang sekolah ke taman biasa yuuk” ajak Nana.
“Taman? Wah boleh juga tuh, gue juag lagi bosen banget dirumh” sahut
Sheila dengan semangagtnya. “Jangan lupa kita beli ice cream yak La”
lanjut Nana. “Ah lu ice cream mulu, tapi yaa boleh deh”. Bagaimana guru
tidak marah, sedang diberi pelajaran malah asyik-asyikan ngobrol
sendiri. “Sheila Nana ngapaian kalian berdua ngobrol sendiri?” tegur Bu
Santi dengan garangnya. “Enngga kok bu, saya cuman pinjam pulpen kok ke
Nana” jawab Sheila. “Iiya bu Sheila Cuma pinjam pulpen kok” jelas Nana.
“Halaaah kalian ngeles ajah hobinya, sekarang saya minta kalian keluar
kelas. Sekaaaraaaaang” teriak Bu Santi.
Bagi mereka keluar kelas bukanlah sebuah hukuman, tetapi sebuah
anugerah. Tanpa piker panjang mereka menuju ke kantin sekolah untuk
membeli air minum. “La ke taman biasa aja yuk. Bosen disini, bingung
juga mau ngapain. Iya ngga?” ajak Nana. “Okee yuk jalan” sahut Sheila.
Tak lama kemudian mereka sampai di taman tempt biasa mereka nongkrong.
Yang pertama kali mereka hampiri adalah serumpun bunga mawar yang
mereka tanam sebagai tanda persahabatan. Bunga mawar tersebut kini
tumbuh dengan indahnya. Bermekaran layaknya wajah Sheila dan Nana yang
selalu ceria. Tak terasa 1 jam sudah mereka menghabiskan waktu bersama
di taman. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang. Di tengah jalan tiba –
tiba ada pengendara sepeda motor yang melaju sangat cepat. Saat itu
juga ponsel Nana jatuh dan secara spontan Sheila mengambil ponsel Nana
yang terjatuh karena tersenggol tangan Sheila. Kejadian tragis pun
menimpa Sheila. Sheila terserempet sepeda motor tadi. Seketika itu pula
Sheila jatuh pingsan. Kemudian ada Sepasang pangeran tampan dating
menolong mereka dan membawa Sheila ke Rumah Sakit Harapan Kita.
Selang beberapa jam Sheila tersadar dari pigsannya. “Gue dimana” kata
Sheila dengan lemas. “Lu di rumah sakit La, tadi Lu terserempet motor”
jelas Nana. Tanpa pikir panjang Sheila langsung menuduh dua pangeran
tampan sebagai pelakunya. “Eh lu kodok pergi lu ngapain lu disini, pasti
Lu kan yang nabrak gue” tuduh Sheila. “Eh gue bukan kodok keles. Gue
Deni dan ini kembaran gue Dodi. Bukannya berterimakasih gue udah
nolongin Lu, malah Lu nuduh gue yang engga engga. Huuh” jelas si kembar.
Kemudian mereka berdua pergi meninggalkan ruangan.
“Na gue disini sampe berapa hari sih? Gue bosen, padahal belum 1 hari” kata Sheila
“Lu disini sampe 2 hari kedepan La, jadi totalnya Lu tiga hari disini” jelas Nana
“Yah Na, gue udah bosen banget disini” lanjut Sheila.
Mengurangi rasa bosan Sheila, Nana menceritakan kejadian yang
sebenarnya kepada Sheila. “Jadi gue yang salah dong udah nuduh si kodok
dua itu” sesal heila.
“Hemm, sepertinnya begitu” jawab Nana.
Hari ke tiga pun tiba. Sheila yang duduk manis menugu Nna selesai
membereskan pakean Sheila, tiba – tiba saja Deni dan Dodi dating ke
rumah sakit menjenguk Sheila.
“Deni, Dodi? Ehmmm sini masuk, eh gue minta maaf atas kesalahan gue
karena gue udah nuduh elu yang engga engga. Lu mau maafin gue kan?”
Tanya Sheila yang nyerocos saja.
“Ehm oke aku udah maafin Lu kok, sekarang tugas gue nganterin Lu dan Nana pulang” jelas Deni.
Hari demi hari berlalu, kini mereka berempat sering bermain bersama –
sama. Mereka seperti dua pasang Romeo dan Juliet yang sangat romantic.
Tapi sayang, Sheila dan Nana melupakan kebiasaan mereka. Mereka jarang
sekali ke taman biasa, dan jarang menengok serta merawat si mawar yang
cantik. Kini mawar tersebut mulai layu dan lama – kelamaan pasti akan
mengering kemudian mati.
Suatu hari ada sepasang sahabat yang main di taman. Mereka melihat
bunga mawar yang mulai layu. Kemudian mereka tertarik untuk merawat
bunga mawar tersebut. Beberapa waktu kemudian bunga mawar tersebut
tumbuh kemblai dengan bunga yang sangat cantik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar